TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, Jahja Setiaatmadja tak risau kehadiran paylater yang belakangan semakin banyak digunakan oleh masyarakat.
Ia menilai sejak awal fasilitas pembayaran tersebut tidak bersaing langsung dengan bisnis kartu kredit. Paylater, menurut dia, membidik pasar baru yang belum tergarap oleh perbankan selama ini.
Jahja lalu menjelaskan, dulu kartu kredit secara fisik hanya bisa digunakan di restoran, toko atau mal dengan menggunakan mesin EDC. Namun seiring kemajuan teknologi dan makin makin masifnya e-commerce, nasabah dapat menggunakan kartu kredit saat berbelanja online. E-commerce yang menyediakan layanan baru berupa paylater tersebut sebagai salah satu pemicu fasilitas tersebut belakangan menjadi primadona.
Apalagi, kata Jahja, pengguna kartu kredit belum merata di Indonesia. Pasalnya, tidak semua orang memiliki kartu kredit karena belum memenuhi sejumlah syarat yang ditetapkan. Sehingga kehadiran paylater kini banyak digunakan oleh mereka yang belum memiliki kartu kredit.
"Jadi, ini bukan persaingan. Sebenarnya ini suatu market baru yang diadaptasi oleh e-commerce untuk belanja dengan kredit yang mungkin nasabah ini belum kredible secara perbankan," ujar Jahja, Kamis, 23 April 2021.
Dengan berbekal basis data pengguna di e-commerce tersebut, menurut Jahja, fasilitas paylater bisa diberikan. "Karena dia langganan di e-commerce tersebut sudah ada track record-nya. Karena based on database, diberikanlah fasilitas paylater," tuturnya.