Di pasar global, harga emas menguat meskipun masih dibayangi pemulihan ekonomi yang menekan permintaan terhadap aset safe haven ini. Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka emas bulan Juni 2021 di divisi Comex New York Mercantile Exchange terpantau menguat 0,12 persen atau 2,1 poin ke level US$ 1.784,1 per troy ounce pada pukul 05.42 WIB.
Sementara itu, harga emas di pasar spot bergerak menguat 0,83 poin atau 0,05 persen ke level US$ 1.784,77 per troy ounce. Adapun pada perdagangan kemarin, 22 April 2021, harga emas mencetak penurunan terbesar dalam seminggu terakhir setelah rilis data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan.
Penurunan klaim pengangguran yang dipicu oleh pemulihan pasar kerja AS meredupkan permintaan komoditas emas ini. Setelah mencetak rekor kenaikan pada tahun lalu, emas mulai kehilangan momentumnya di tengah penguatan nilai tukar dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah.
Investor saat ini masih fokus pada proyeksi ekonomi ke depan seiring dengan kenaikan imbal hasil dari US Treasury yang menekan permintaan akan emas.
Analis pasar senior RJO Futures Rob Haberkorn mengatakan klaim asuransi pengangguran merupakan angka terendah yang pernah dilihat sejak pandemi. "Pasar tidak berekspektasi akan hal itu," ujar Haberkorn seperti dikutip Bloomberg.
Meski begitu, kenaikan pembelian baru dari India dan Cina dapat memberikan angin segar untuk logam mulia di masa depan. Impor emas India dari Swiss melonjak ke level tertinggi dalam hampir delapan tahun terakhir pada bulan Maret. Konsumen memanfaatkan penurunan harga emas selama musim pernikahan yang sedang berlangsung.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS
Baca: Harga Emas Antam Stabil di Rp 937 Ribu per Gram, Bagaimana Tren di Pasar Global?