TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pandemi Covid-19 telah memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih besar bagi perempuan. Di tengah angka partisipasinya tidak terlampau meningkat di dunia kerja, mereka menghadapi pukulan ganda karena krisis wabah telah memberikan tekanan bagi sektor UMKM yang pekerjanya didominasi perempuan.
“Di sektor informal, di UMKM, 93 persen pekerjanya adalah perempuan. Pelakunya juga bahkan perempuan. Ini menggambarkan Covid-19 memberikan dampak luar biasa lebih besar dan lebih berat berat kepada perempuan yang perlu direspons dalam policy pemerintah,” ujar Sri Mulyani dalam diskusi Tempo bertajuk ‘Perempuan Penggerak Ekonomi di Masa Pandemi’, Jumat, 23 April 2021.
Perempuan juga harus menghadapi situasi yang tidak normal akibat pembatasan-pembatasan kegiatan. Saat pola aktivitas berubah dan mendorong pekerja untuk melakukan kegiatan dari rumah alias work from home, perempuan pun menjalankan peran yang bertumpuk.
Dari sisi kesehatan, perempuan menjadi kelompok yang rentan terpapar virus corona. Musababnya, mereka menduduki porsi 70 persen dari total tenaga medis di Indonesia. Melihat dampak yang besar bagi perempuan dari krisis pandemi, Sri Mulyani mengatakan pemerintah harus memberikan perhatian besar dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kelompok tersebut.
Dalam penanganan pandemi Covid-19, tutur dia, pemerintah telah menggelontorkan anggaran untuk belanja tenaga kesehatan yang salah satu tujuannya melindungi kelompok perempuan di garda depan. Pemerintah juga meningkatkan fasilitas kesehatan, memberikan insentif bagi tenaga medis, dan memprioritaskan pemberian vaksin untuk mendukung kinerja mereka.
Baca Juga: