TEMPO.CO, Jakarta - Chief Financial Officer Prudential Indonesia Nicholas Holder mengatakan hasil investasi perseroan turut terdampak kinerja pasar pada 2020. Akibatnya pendapatan dari investasi pun tercatat negatif Rp 0,4 triliun pada 2020, berkebalikan dengan tahun 2019 yang membukukan hasil positif Rp 5,4 triliun.
"Hasil investasi dari Prudential Indonesia memang terdampak kinerja pasar Namun dua dana investasi berhasil membukukan imbal balik yang optimal," ujar Nicholas dalam konferensi video, Rabu, 21 April 2021.
Dua dana investasi itu antara lain PRUlink syariah rupiah Asia Pacific equity fund dengan imbal hasil satu tahun 23,63 persen dan PRUlink rupiah fixed income fund dengan imbal hasil satu tahun 12,22 persen.
Secara umum, Prudential Indonesia mengatakan hasil kinerja keuangan yang tetap tangguh di 2020. Sepanjang 2020, perseroan mencatatkan total pendapatan premi sebesar Rp 23,7 triliun, total aset sebesar Rp 76,3 triliun, dan total aset investasi sebesar Rp 70,2 triliun.
Tiga hal tersebut diklaim sebagai yang tertinggi di industri asuransi jiwa Indonesia pada tahun lalu.
Sepanjang tahun lalu, perseroan mencatat pembayaran total klaim sebesar Rp 12,8 triliun. Kondisi finansial Prudential Indonesia dalam menghadapi tantangan di 2020, tercermin dari laba setelah pajak yang stabil yakni Rp 4,7 triliun dan juga mencatat tingkat solvabilitas (Risk Based Capital) perusahaan yang kuat yaitu 549 persen alias lebih dari empat kali ketentuan minimal target internal yang ditetapkan oleh regulator.
Sejalan dengan aspirasi untuk menjadi kontributor ekonomi Syariah Indonesia, Unit Usaha Syariah Prudential Indonesia juga mencatatkan total kontribusi atau premi yang tumbuh menjadi Rp 3,7 triliun, serta total aset sebesar Rp 9 triliun yang tertinggi di industri asuransi jiwa syariah Indonesia. Perseroan juga mencatatkan tingkat solvabilitas dari Dana Tabarru yang mencapai 1.630 % serta tingkat solvabilitas dari Dana Perusahaan sebesar 7.975 persen.
CAESAR AKBAR