"Kami tetap optimistis, tapi sampai kuartal pertama ini masih kami lihat peningkatan, slow." kata Darmawan. "Kami tentu kami memanfaatkan banyak database yang ada, kami juga lihat appetite mereka."
Untuk menggenjot penyaluran kredit tersebut, Bank Mandiri akan mendorong kinerja segmen UKM dan mikro. Segmen ini akan menggunakan basis value chain segmen korporasi agar kualitasnya dapat lebih terjaga.
"Itu baik dari supplier atau pun vendor. Bisa melalui referral maupun dari kekuatan informasi di jaringan di wilayah-wilayah," kata Wakil Direktur Bank Mandiri Alexandra Askandar .
Alexandra juga yakin segmen yang akan potensial pada masa pemulihan ekonomi tahun ini adalah FMCG, kesehatan, dan telekomunikasi. "Untuk infrastruktur yang menjadi faktor utama pertumbuhan sebelumnya, sudah tidak bisa lagi menjadi andalan seperti tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan pertumbuhan kredit per Maret 2021 secara tahunan (yoy) jeblok hingga minus 4,13 persen. Dengan stabilitas sistem keuangan yang masih sangat terjaga, likuditas tergolong sangat longgar dan rasio kredit bermasalah rendah, menurut dia, kinerja fungsi intermediasi perbankan masih perlu didorong kembali.
"Dengan likuiditas longgar, kredit justru masih kontraksi, yakni 4,13 persen secara tahunan pada Maret 2021," kata Perry. Oleh karena itu harus ada upaya nyata untuk menjaga optimisme dan mengatasi permasalahan permintaan dan penawaran kredit dari perbankan ke dunia usaha.
Terkait dengan hal itu, Bank Indonesia menempuh kebijakan makro prudensial akomodatif dengan rasio countercyclical capital buffer, serta penyangga likuiditas makro prudensial. "Kami juga terus memperkuat transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan dan koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk melanjutkan transmisi kebijakan moneter ke suku bunga kredit dan peningkatan kredit dan pembiayaan ke dunia usaha," ujar Perry.
BISNIS
Baca: Ada 15 Akun Medsos BCA Palsu Baru Setiap Hari, Begini Cara Menghindarinya