Berikutnya, ada sektor konstruksi dengan rencana emisi Rp 5,5 triliun dari 3 perusahaan, sektor industri bubur kertas dan tisu Rp 4,3 triliun dari 1 perusahaan, sektor properti Rp 2,75 triliun dari 4 perusahaan, sektor bandara Rp 2,73 triliun dari 1 perusahaan, dan lainnya.
Pada kuartal pertama tahun ini, tercatat emisi surat utang nasional naik 15,93 persen dari Rp 20,02 triliun pada kuartal pertama tahun lalu menjadi Rp Rp 23,21 triliun. Adapun Rp 16,31 triliun di antaranya diperingkat oleh Pefindo.
Jika dilihat berdasarkan institusi, total nilai emisi perusahaan non-BUMN sepanjang kuartal pertama tahun ini 2021 lebih tinggi yakni Rp 12,12 triliun, sedangkan perusahaan BUMN dan entitas anaknya Rp 11,47 triliun.
Secara sektoral, nilai emisi 5 terbesar datang dari sektor telekomunikasi yakni Rp 3,49 triliun, kemudian sektor pulp and paper Rp 3,25 triliun, sektor konstruksi Rp 3 triliun, sektor pupuk Rp 2,75 triliun, dan industri pembiayaan Rp 2,46 triliun.
Pefindo sebelumnya memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi tahun ini bakal berkisar antara Rp 122 triliun hingga Rp 159 triliun. Hal ini seiring dengan jumlah surat utang jatuh tempo di 2021 yang mencapai Rp 125,4 triliun.
BISNIS
Baca: OJK Cerita Ada Orang Terbelit Utang di 40 Fintech dalam Seminggu