TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko membeberkan tiga tahap pembangunan Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat. Calon pusat industri, riset, dan teknologi yang dimimpikan menjadi Lembah Silikon (Silicon Valley) asal Indonesia ini akan digarap bertahap dalam rentang waktu hingga sepuluh tahun.
“Ini rencana pra-pandemi, kami bangun Bukit Algoritma dalam tiga tahap, tahap pertama tiga tahun, tahap kedua tiga tahun, tahap ketiga lima tahun. Tentu ada perubahan-perubahan karena pandemi,” ujar Budiman Sudjatmiko saat ditemui Tempo di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2021.
Dalam masterplan yang ia paparkan, pembangunan Bukit Algoritma tahap pertama bakal mencakup kawasan seluas 353 hektare. Pada tahap ini, akan dibangun tujuh area yang meliputi theme park, health leisure park, agro food dan nutrients center, golf course dan country club, hotel dan restoran, vila kesehatan, dan plaza edutourism.
Selanjutnya tahap kedua akan dibangun tujuh area yang meliputi kawasan komersial, pusat perbelanjaan, hotel bisnis, MICE, pusat kesehatan, pusat teknologi level lanjutan, dan taman rekreasi kebugaran. Pada tahap ini, pengembang akan membangun area seluas 432 hektare dan diselesaikan dalam lima tahun.
Pada tahap ketiga, pengembang akan membangun area seluas 103 hektare dalam rentang waktu sampai sepuluh tahun. Di tahap terakhir, pembangunan meliputi kawasan residen, desa wisata, dan desa masa depan.
Lembah Silikon ala Sukabumi akan dibangun di lahan seluas 888 hektare. Proyek ini membutuhkan investasi sebesar Rp 18 triliun pada pembangunan tahap pertama.
Nilai tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan pengembangan ekosistem value chain yang akan dikerjakan secara bertahap. Budiman mengklaim sudah ada satu negara dari Amerika Utara yang berkomitmen menjadi pemodal di Bukit Algoritma.“Sudah komitmen. Tapi investasi kami bersifat NDA (non-disclosure agreement),” tutur Budiman.
Baca Juga: Pembangunan Bukit Algoritma 'Silicon Valley' Diklaim Tak Gunakan APBN