TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perdagangan sore ini, 13 April 2021, rupiah ditutup melemah 10 poin, walaupun sempat melemah 45 poin di level Rp. 14.605 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.595. Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah bergerak fluktuatif besok.
"Perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp 14.590 - Rp 14.630," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, 13 April 2021.
Dia mengatakan ada faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Dari sisi eksternal meningkatnya harapan pemulihan ekonomi yang cepat dari Covid-19 berdampak terhadap imbal hasil treasury. Menurut dia, investor menjauh dari aset beresiko. Imbal hasil obligasi tetap sedikit lebih tinggi setelah lelang catatan tiga dan 10 tahun pada Selasa menarik permintaan yang layak, dengan catatan 30 tahun akan dilelang di kemudian hari.
Adapun data inflasi Amerika Serikat dan komentar dari Federal Reserve AS berfungsi meningkatkan harapan pemulihan lebih tinggi. Survei Federal Reserve Bank of New York pada Senin menyebutkan konsumen AS menaikkan ekspektasi inflasi mereka lagi pada Maret menyusul kenaikan bertahap dalam beberapa bulan terakhir. Mereka pun, kata Ibrahim, lebih positif tentang pasar kerja.
Sementara dalam sebuah wawancara pada Senin, Presiden Bank Federal Reserve Boston Eric Rosengren mengatakan ekonomi Amerika dapat melihat perubahan haluan yang substansial pada 2021 berkat kebijakan moneter dan fiskal yang akomodatif. Namun, dia menambahkan, pasar kerja masih memiliki banyak ruang untuk berkembang.
Gubernur The Fed Jerome Powell juga akan berbicara di acara Economic Club of Washington pada Rabu, dan bank sentral akan merilis Beige Book pada hari yang sama. Juga di depan, data indeks harga konsumen AS untuk Maret akan dirilis di kemudian hari. Data penjualan ritel serta produksi industri akan menyusul pada Kamis.