TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini. Pada siang hari ini rupiah terkoreksi 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp 14.625 per dolar AS, sementara indeks dolar AS naik 0,08 persen menuju 92,213.
Rupiah sejak awal perdagangan hari ini, Selasa, 13 April 2021, sudah tertekan di level Rp 14.612,50 per dolar AS. Kemarin rupiah juga ditutup terdepresiasi ke level Rp 14.595 per dolar AS. Di saat yang sama, indeks dolar AS terpantau menguat 0,06 poin atau 0,07 persen ke level 92,19.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Hariyadi Ramelan menilai rupiah pada kisaran saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan peers global.
Apalagi, menurut dia, jika dilihat dari indikator fundamentalnya yang masih baik. Hariyadi mencontohkan indikator fundamental yang baik terlihat dari high carry spread 487 basis points (bps) dan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,3 persen hingga 5,3 persen tahun ini.
Selain itu inflasi yang rendah di bawah 2 persen dan kecukupan cadangan devisa hingga US$ 137,1 miliar. "Volatilitas year to date (ytd) sekitar 7 persen, sementara pelemahannya sekitar 3,9 persen ytd," ucap Hariyadi.
Bank Indonesia, kata Hariyadi, selalu akan berada di pasar untuk memastikan mekanisme pasar berjalan sesuai dengan keseimbangan pasokan dan permintaan valas.