TEMPO.CO, Jakarta - Pengembangan vaksin Covid-19 asli tanah air, Vaksin Merah Putih, terus berjalan. Dari enam institusi yang ikut terlibat, ada dua yang menunjukkan perkembangan paling cepat yaitu calon vaksin dari Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga (Unair). Vaksin dari Eijkman dan Unair itu rencananya digunakan pada Q2 atau mulai April 2022.
"Kita harapkan Vaksin Merah Putih benar-benar akan menjadi tuan rumah di negara sendiri," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dalam diskusi virtual Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Selasa, 13 Maret 2021.
Vaksin Merah Putih adalah upaya pemerintah memenuhi target kebutuhan vaksinasi 181 juta penduduk Indonesia. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengatakan produksi Vaksin Merah Putih juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan vaksin dari luar negeri.
Universitas Airlangga
Bambang kemudian membeberkan secara rinci timeline pengembangan vaksin ini. Pertama dari Unair, riset dan pengembangan vaksin akan dilakukan sampai Q1 2021. Lalu pada Q2 2021 masuk ke tahap pre-klinis.
Selanjutnya, masuk ke tahap uji klinis 1 sampai 3, mulai dari Q3 sampai Q4 2021. Lalu, masuk ke tahap kajian dan persetujuan regulator pada Q1 2022.
Tahap terakhir yaitu quality control dan aplikasi pada populasi alias disuntikkan ke masyarakat pada Q2 atau mulai April 2022. Vaksin kemudian akan diproduksi oleh Biotis Pharmaceutical Indonesia, bagian dari PT Biotis Prima Agrisindo.
Sama seperti Eijkman, vaksin yang dikembangkan Unair ini juga memiliki status "berpotensi sampai pada tahap produksi".