TEMPO.CO, Jakarta - Sempat menjadi perhatian publik, penyebab terdamparnya 52 ekor Paus Pilot Sirip Pendek atau Globicephala macrorhynchus di Pantai Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura pada Februari lalu akhirnya berhasil diketahui. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair) menjelaskan hasil investigasi hari ini.
"Kejadian terdamparnya 52 ekor paus pilot sirip pendek ini pada 18 Februari 2021 lalu merupakan kejadian yang jarang terjadi sehingga perlu diketahui penyebab mamalia tersebut bisa terdampar di pesisir pantai," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Tb. Haeru Rahayu dalam keterangan tertulis, Senin, 12 April 2021.
Menurutnya, pengetahuan ini dapat mengantisipasi kejadian serupa dan mencegah kematian mamalia laut ketika terdampar.
Salah satu Tim Histopatologi FKH Universitas Airlangga, Bilqisthi Ari Putra, menguraikan bahwa koloni paus pilot sirip pendek yang terdampar sedang melakukan migrasi dan berburu makanan.
"Koloni paus pilot sirip pendek dipimpin oleh betina produktif dengan kondisi lapar, lemah dan mengalami gangguan pernafasan (emfisema). Sedangkan pejantan kelaparan dan mengalami gangguan pernafasan (pneumonia granulomatosa) dan gangguan jantung (infark miokardiark)," kata Bilqisthi.
Dia mengatakan bahwa penyebab paus pilot sirip pendek terdampar adalah disorientasi akibat kelainan otot reflektor melon pada betina utama diperburuk dengan kelaparan serta kondisi pernafasan dan pencernaan yang kurang baik. Disorientasi timbul ketika terjadi dinamika oseanografi seperti MJO (Madden-Julian Oscillation).