Di sektor hilir, Pertamina menargetkan volume penjualan BBM naik 12 persen dari tahun lalu. Di samping fokus pada penugasan BBM 1 Harga di 76 titik daerah 3T, keberadaan Pertashop di 10.000 lokasi dan Outlet LPG di 66.691 desa/kelurahan juga akan dipastikan terealisasi di tahun ini.
"Semua dalam rangka memastikan energi tersalurkan sampai ke pelosok negeri, kata dia.
Sedangkan untuk distribusi gas ditargetkan mencapai 392 ribu BBTU dan transmisi gas sebesar 502 BSCF melalui pembangunan jaringan pipa gas, termasuk infrastruktur jargas 500 ribu sambungan rumah tangga.
Untuk pengembangan clean energy menuju transisi energi masa depan, pada tahun 2021 Pertamina menargetkan produksi listrik sebesar 4,5 ribu GwH melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg). Pertamina juga melanjutkan peran dalam ekosistem baterai Electric Vehicle serta pengembangan DME.
“Meskipun tahun 2021 masih terdapat tantangan berat dari dampak pandemi, namun dengan Capex tersebut, selain memastikan proyek strategis nasional selesai tepat waktu, Pertamina juga dapat mendukung penggunaan TKDN, penyerapan tenaga kerja dan sektor lainnya yang pada akhirnya turut menggerakkan roda perekonomian di Indonesia,” kata Agus.
Adapun dia mengatakan Pertamina telah melakukan berbagai upaya menghadapi tantangan dampak pandemi yang mempengaruhi penurunan permintaan BBM, harga minyak dunia, serta nilai tukar rupiah di 2020.
Melalui implementasi transformasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten, Pertamina berusaha adaptif sehingga dapat menjaga kelancaran operasional, termasuk menjalankan penugasan Pemerintah, serta mempertahankan kinerja keuangan yang positif pada akhir tahun.
BACA: Mau Bisnis Pertashop dari Pertamina? Ini Syarat dan 3 Tipe SPBU Mini Pilihan
HENDARTYO HANGGI