Gojek, salah satu raksasa platform ride-hailing Asia Tenggara, disebut telah melakukan merger Tokopedia sejak 9 Maret 2021.
Selain itu, juga ramai dikabarkan bahwa Gojek itu akan mencatatkan sahamnya terlebih dahulu di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika demikian, entitas hasil merger Gojek-Tokopedia akan menjadi perusahaan terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dalam hal kapitalisasi pasar di BEI.
Salah satu skenario yang dibahas adalah menggabungkan kedua perusahaan sebelum secara bersamaan mencatatkan mereka di Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Skema lainnya adalah mendaftarkan Tokopedia di Jakarta terlebih dahulu, kemudian bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di AS.
Adapun Ketua Umum Komunitas Driver Gojek Garuda Sakti Theresia I. Prismiar mengatakan jika merger terjadi, jutaan mitra pengemudi akan mendapatkan peluang tambahan pendapatan lewat layanan pengantaran instan/hari yang sama (same day delivery) di platform Tokopedia.
"Otomatis orderan makin banyak yang masuk, kami bisa memilih varian orderan mana yang akan kita ambil. Selain orderan GoSend dari pengguna aplikasi Gojek, kami juga bisa ambil orderan dari pengguna aplikasi Tokopedia yang delivery-nya pakai GoSend," ujar Theresia dalam siaran pers yang dikutip, Kamis, 21 Januari 2021.
Menurut Theresia, kolaborasi Gojek dan Tokopedia juga bisa melahirkan inovasi baru di bidang logistik yang membuat konsumen semakin senang berbelanja. Tentunya hal ini akan berdampak positif pada peluang pendapatan mitra driver.
Harapan serupa diungkapkan Irwanto, Ketua Umum Komunitas Driver Gojek Korwil Utara. "Saya lihat kondisi pandemi gini kan orderan sepi. Kalau dua raksasa ini digabung, bisa jadi lebih besar. Gojek kan fokus di layanan pengantaran, sementara Tokopedia e-commerce yang menjual banyak barang. Ini bisa berdampak baik ke pendapatan driver," tuturnya.
FAJAR PEBRIANTO | BISNIS
Baca: Gojek Gandeng Tokopedia untuk Kampanye Ramadan, Tawarkan Gratis Ongkir