TEMPO.CO, Jakarta - Kabar proses merger antara Gojek dan Tokopedia kembali memanas pada hari ini. Sejumlah sumber Tempo menyebutkan informasi penggabungan dua perusahaan itu telah disampaikan oleh para petinggi kepada karyawannya di townhall meeting perusahaan pada sore hari tadi.
"Merger tersebut sedang dalam proses meminta persetujuan pemegang saham," kata sumber Tempo yang mengetahui soal proses merger tersebut, Jumat, 9 April 2021.
Ketika dikonfirmasi, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menolak berkomentar atas isu yang sudah berkembang sejak tahun 2020 ini. "Kami memahami bahwa ada banyak diskusi di media terkait isu ini, namun kami tidak dapat berkomentar saat ini," kata dalam keterangan di Jakarta, Jumat, 9 April 2021.
Jika ada informasi yang dapat disampaikan terkait aksi perusahaan, kata Nila, maka Gojek akan memberitahu media dan para pemangku kepentingan. "Sesegera mungkin."
Hal senada disampaikan oleh Vice President of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak. Ia mengaku belum bisa berkomentar banyak atas kabar itu. "Jika ada aksi korporasi, kami pasti akan menyampaikannya kepada publik," ucapnya.
Sebelumnya, kabar beredar seperti yang ditulis dalam berbagai artikel di Singapura menyebut kedua perusahaan akan menghimpun valuasi hingga US$ 35-40 miliar pasca-merger. Selain itu, perusahaan hasil konsolidasi disebut-sebut akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.
Pada 9 Maret 2021, Gojek dan Tokopedia juga dikabarkan telah meneken perjanjian jual beli jual-beli bersyarat atau CSPA terkait kerja sama merger. Beredar informasi bahwa Gojek akan menggenggam 60 persen saham, sedangkan Tokopedia bakal mengampit sisanya.
Saat itu, Nuraini Razak juga mengatakan perusahaan tidak dapat memberikan respons terhadap informasi yang beredar. “Kami tidak dapat menanggapi spekulasi yang ada di pasar,” katanya saat dihubungi beberapa waktu lalu.