TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja menyatakan suku bunga kredit dari Bank Digital BCA akan lebih kompetitif dari perusahaan finansial teknologi (fintech).
Saat ini, kata Jahja, suku bunga yang ditawarkan oleh fintech sangat tinggi. Hal itu lantaran fintech tidak memiliki kemampuan menghimpun dana.
"Nah, kalau bicara suku bunganya ke depan, Digital BCA akan di tengah-tengah. Kalau bank dituntut suku bunga satu digit, sedangkan fintech bisa sangat tinggi sekali," kata Jahja belum lama ini.
Bank Digital BCA dalam waktu dekat ini, menurut Jahja, akan lebih fokus untuk penghimpunan dana. Sementara itu, untuk penyaluran kredit masih perlu menunggu perkembangan pasar terlebih dahulu.
Perseroan masih perlu menganalisa kembali segmen pasar yang cocok untuk dibiayai ke depannya melalui Digital BCA. Jahja pun berharap otoritas memberi ruang yang cukup untuk menentukan margin.
"Meski ada AI dan machine learning, kami masih perlu melihat risiko dari nasabah segmen digital banking ini," ucap Jahja.
Sebelumnya Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menyatakan Bank Digital BCA akan diluncurkan pada semester I tahun 2021. Saat ini perseroan sedang menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur sekaligus ekosistem yang terintegrasi dan mendukung segala aktifitas produk, layanan, keamanan, kenyamanan transaksi perbankan di BCA Digital.
Hal tersebut agar dapat memberikan service excellence kepada nasabah. "Tidak hanya untuk milenial, BCA Digital juga hadir bagi masyarakat yang sudah terbiasa dan lebih memilih bertransaksi dengan teknologi digital (digital savvy)," kata Vera, akhir Maret lalu.
BISNIS
Baca: Direktur BCA Borong 10.000 Saham BBCA Senilai Rp 308 Juta