Hal senada disampaikan oleh Kepala Ekonom BCA David Sumual menyatakan, berdasarkan data terakhir, Indonesia jauh lebih baik dalam hal vaksinasi. Saat ini, Indonesia sudah tembus 12 juta dosis.
Dari sisi nonprodusen vaksin, Indonesia termasuk keempat terbesar di dunia setelah Brasil, Turki, dan Jerman untuk vaksin. Oleh karena itu, ia yakin pelaksanaan vaksinasi selesai sesuai target.
Hal tersebut yang dipercaya bakal meningkatkan keyakinan masyarakat untuk beraktivitas sehingga membuat ekonomi menuju normal. “Sedangkan dari sisi produsen, Indonesia juga tidak hanya dari satu produsen. Kita hampir semua produsen sudah ada kepastian pasokan dan kita harap tidak ada masalah dari sisi pasokan,” kata David.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo menyebutkan keputusan IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari yang sebelumnya dirilis pada Oktober 2020 lalu itu didasari pada sejumlah pertimbangan. Salah satunya adalah perkembangan kasus Covid-10 dan proses vaksinasi yang berbeda di tiap negara.
Khusus terkait hal ini, Dody menilai, penilaian BI sama dengan IMF. Bank sentral menilai penanganan dan percepatan vaksinasi Covid-19 merupakan prasyarat atau game changer untuk mendorong pemulihan ekonomi.
“Hal ini juga sejalan dengan assesment kami yang meletakkan penanganan pandemi dan vaksinasi sebagai prasyarat utama untuk mendukung pemulihan,” kata Dody, Rabu malam, 7 April 2021.
Lebih jauh Dody menilai, kemajuan vaksinasi Covid-19 di Indonesia relatif cukup cepat jika dibandingkan dengan negara emerging market lainnya. Pertumbuhan ekonomi juga dinilai dapat meningkat lebih tinggi dari proyeksi jika kemajuan vaksinasi tersebut dapat berlangsung dengan baik ke depannya.
“Jika proses ini dapat berlanjut dengan baik, kami optimistis pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan dapat tercapai,” kata Dody.
BISNIS
Baca: Kata Apindo Soal IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI