TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Chief Administration Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Luky Eko Wuryanto menceritakan salah satu alasan lembaganya tertarik membiayai proyek di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, adalah agar proyek tersebut bisa menjadi katalis pertumbuhan di wilayah tersebut.
Diperkirakan, proyek tersebut akan menciptakan 90 ribu lapangan kerja anyar. "Karena dari perkiraan yang dihitung dan diverifikasi AIIB akan ada job creation sekitar 30 ribu baik untuk hotel dan yang terkait yang lain-lain, dan 60 ribu yang indirect," ujar Luky dalam wawancara bersama awak media, Rabu, 7 April 2021.
Luky mengatakan Mandalika sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus diharapkan nantinya bisa menyaingi Bali atau bahkan melebihi Bali sebagai pusat destinasi pariwisata. Apalagi, kawasan tersebut memiliki luas sepuluh kali Nusa Dua.
"Jadi ke depannya akan membawa dampak ekonomi luar biasa, tidak hanya kepada masyarakat lokal, tapi juga untuk masalah perekonomian regional dan masuknya investor nasional. Secara nasional pun punya dampak mendorong ekonomi kita," ujar Luky.
Mandalika pun ke depannya diperkirakan menjadi salah satu andalan pariwisata Indonesia. Rencananya, destinasi ini pun dijadikan kawasan terintegrasi, sehingga harus didukung infrastruktur yang kredibel dan berkualitas.
"Makanya AIIB tertarik. dari pihak sponsor sendiri, ITDC, menginginkan AIIB masuk karena harapannya bisa mendorong masuknya investor swasta lain untuk berinvestasi di kawasan mereka," tutur Luky.