Kondisi tersebut, kata Ateng, akan membuat pengusaha otobus merugi besar. “Kami sudah setahun merasakan dampak pandemi Covid-19. Kalau ini ada larangan mudik lagi, rasanya seperti keledai terantuk di lubang yang sama,” ujar Ateng.
Ateng menuturkan, pada masa awal pandemi berlangsung, bus antar-kota dan angkutan lainnya mengalami penurunan okupansi penumpang hingga 90 persen. Saat larangan mudik Lebaran berlaku, seluruh angkutan darat praktis mandek beroperasi.
Pengusaha pun kehilangan penumpang sampai 100 persen. Ia menduga pengusaha angkutan darat akan kembali mengalami pukulan yang sama saat larangan mudik berlaku.
BACA: Kemenhub Segera Terbitkan Aturan Larangan Mudik
FRANCISCA CHRISTY ROSANA