TEMPO.CO, Jakarta - Tim SAR masih mencari 17 orang yang menjadi korban insiden tabrakan kapal MV Habco Pioneer dan KM Barokah Jaya di perairan Kabupaten Indramayu. Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan menerjunkan kapal patroli KN Jembio P 215 untuk menelurusi area kecelakaan pada Ahad pagi, 4 April 2021.
"Kami masih terus mencari korban tabrakan kapal yang belum ditemukan. Bersama Basarnas dan unsur terkait juga masyarat nelayan, KPLP mengerahkan sea rider. Semoga segera diketemukan dalam waktu tidak terlalu lama,” ujar Direktur KPLP Kemenhub Ahmad pada Ahad, 4 April.
Informasi tabrakan kapal diterima oleh Vessel Traffic Service (VTS) Cirebon pada Sabtu, 3 April, pukul 16.45 WIB. VTS Cirebon menerima telepon satelit dari MV Habco Pioneer.
MV Habco Pioneer merupakan kapal bulk carrier atau pengangkut kargo curah kering yang memiliki rute pelayaran Balikpapan-Merak. Sedangkan KM Barokah Jaya merupakan kapal penangkap ikan berbobot GT 29.
Kapal pencari ikan dengan kapasitas kecil itu dimiliki seorang nelayan Desa Eretan, Indramayu, bernama Tohir. Tohir juga menjadi nakhoda saat kecelakaan kapal terjadi. Kapal tersebut dilaporkan berangkat dari Pelabuhan Perikanan Eretan pada Jumat, 2 April 2021.
Adapun kecelakaan terjadi di koordinat 05`37'35" S 108`17'18" E atau sekitar 60 mil dari Pulau Rakit, Cirebon Utara. KM Barokah Jaya terbalik dalam insiden tabrakan. Sedangkan MV Habco Pioneer mengalami mati mesin setelah baling-baling kapal tersangkut jaring KM Barokah Jaya.
Sebanyak 15 orang berhasil dievakuasi dalam kecelakaan yang terjadi. Sedangkan 17 orang lainnya masih dalam pencarian.
Ahmad menjelaskan, KN. SAR Wisnu milik Basarnas telah melakukan tender dengan kapal MV. Habco Pioneer untuk mencari korban. Dalam pencarian pagi ini, cuaca cerah berawan dengan tinggi gelombang 0,25 meter.
Baca: Terkini Ekbis: Kemenhub Cegah Terbang Pilot Batik Air dan Kapal Batal Berangkat