TEMPO.CO, Indramayu - Ratusan pengungsi dari empat desa sekitar kilang Balongan milik Pertamina masih menempati GOR dan lapangan futsal komplek Bumi Patra, Indramayu, Jawa Barat, hingga Kamis, 1 April 2021. Berdasarkan data terakhir di Posko Pengungsi, ada 822 jiwa (235 kepala keluarga) di dua titik pengungsian tersebut.
Di Lapangan Futsal ada sekitar 70 keluarga mengungsi di sini. Di GOR ada 175 keluarga. Mereka diberi kasur busa tipis untuk tidur berdempetan. Pengungsi berasal dari Desa Sukaurip 60 keluarga (149 jiwa), Balongan 173 keluarga (663 jiwa), Majakerta 1 keluarga (5 jiwa) dan Tegalurung 1 keluarga (5 jiwa).
Untuk mencegah bahaya penularan Covid-19, ada 20 relawan Dompet Dhuafa dan 15 orang Brigez Indramayu mengajak anak-anak memakai masker, bermain, lomba mewarnai, bernyanyi, dan membaca doa. Tujuan relawan ini agar anak-anak tidak memaksa orang tuanya pulang ke rumahnya.
Sejak terjadinya ledakan dan kebakaran di 4 tangki di RU VI Kilang Balongan, ratusan pengungsi panik berlarian menghindari hawa panas sekitar lokasi kejadian ke Kompleks Bumi Pertamina yang jaraknya sekitar 7 kilometer dari lokasi kejadian.
Mobil truk TNI dan Polri yang semula datang untuk mengamankan unjuk rasa warga, dipakai untuk membawa warga mengungsi. Saat ini semua pengungsi yang terdampak akibat terbakarnya 4 tangki kilang minyak Balongan, di tempatkan di dua tempat pengungsian.
Untuk mengurangi trauma pada anak-anak, relawan Dompet Dhuafa menyediakan Rumah Hangat yakni berupa minuman hangat seperti teh dan kopi untuk petugas dan pengungsi. Selain menyediakan minuman hangat, koordinator relawan, Dawiah, memberikan kegiatan lomba menggambar, nyanyi bersama dan hafalan doa-doa, bermain tebak-tebakan, semua ada hadiahnya dari mulai buku tulis, buku gambar, tas, meja belajar dan alat tulis.