Selain itu, perusahaan teknologi raksasa itu akan mencatatkan sahamnya terlebih dahulu di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jika demikian, entitas hasil merger Gojek-Tokopedia akan menjadi perusahaan terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dalam hal kapitalisasi pasar di BEI.
Menurut catatan Bisnis.com, salah satu skenario yang dibahas adalah menggabungkan kedua perusahaan sebelum secara bersamaan mencatatkan mereka di Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Namun, skema lain adalah mendaftarkan Tokopedia di Jakarta terlebih dahulu, kemudian bergabung dengan Gojek sebelum mendaftarkan entitas gabungan di AS. Sumber dari Bloomberg mengatakan perusahaan belum memutuskan apakah mereka akan memilih untuk mendaftar di AS melalui penawaran umum perdana tradisional atau tujuan khusus melalui jalur akuisisi.
Penggalangan dana di pasar modal melalui skema penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dinilai bakal membawa banyak keuntungan bagi perusahaan rintisan, termasuk termasuk perusahaan teknologi financial (fintech).
Sebelumnya Komisaris Bursa Efek Indonesia Pandu Sjahrir menuturkan, lebih banyak sisi positif bagi perusahaan teknologi yang melakukan IPO, salah satu yang utama adalah diversifikasi sumber pendanaan, yang mana dana segar dari pasar modal dapat meningkatkan performa kinerja perusahaan.
“Selain company performance, company image juga terbantu. Ini juga bagus buat retention employee dan tentu saja dari sisi likuiditas. Ini penting baik dari sisi investor, owner, maupun employee,” katanya dalam sesi diskusi virtual Akselerasi Pertumbuhan perusahaan Fintech Melalui pasar Modal Indonesia dengan IPO Rabu, 31 Maret 2021.