TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan ada 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI hingga 30 Maret 2021. Namun dari jumlah itu, belum ada perusahaan BUMN maupun unicorn.
"Masih terdapat 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dimana setidaknya terdapat 2 perusahaan yang kami harapkan akan tercatat pada waktu dekat ini," ujar Nyoman kepada awak media, Rabu, 31 Maret 2021.
Adapun rincian pipeline berdasarkan sektor antara lain dua perusahaan dari sektor energi, tiga perusahaan dari sektor basic materials, dua perusahaan dari sektor industri, dua perusahaan dari sektor konsumer non-siklikal, dan enam perusahaan dari sektor konsumer siklikal. Selanjutnya, tiga perusahaan dari sektor properti dan real estate, tiga perusahaan sektor teknologi, dan satu perusahaan sektor infrastruktur.
Berdasarkan ukuran skala aset sebagaimana diatur di POJK 53 tahun 2019, maka pipeline pencatatan saham dapat dikategorikan, antara lain tujuh perusahaan aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar, sepuluh perusahaan aset skala menengah atau kisaran Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan lima perusahaan aset skala besar atau di atas Rp 250 miliar.
"Dapat kami sampaikan dari 22 perusahaan dalam pipeline tersebut belum ada yang perusahaan BUMN maupun unicorn," ujar Nyoman.
Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah total IPO fundraised meningkat 11 persen yaitu dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 3 triliun. Dari sisi jumlah pipeline pun meningkat sebesar 120 persen dibanding pada periode yang sama pada tahun lalu.
"Hal tersebut menggambarkan besarnya kepercayaan dan optimisme para pengusaha di Indonesia akan pemulihan perekonomian dan juga terhadap Pasar Modal Indonesia pada tahun 2021," kata dia.
Baca Juga: Terpopuler Bisnis: Cerita Kejanggalan Raibnya Deposito Bank Mega dan Data Beras