Buwas menjelaskan perusahaannya tidak mengalami kesulitan masalah keuangan untuk menyerap beras. Saat ini, ia menyebut bank-bank BUMN bersedia mendanai kebutuhan Bulog, bahkan mencapai Rp 4 triliun, dengan tingkat bunga setara komersial.
Namun, Buwas mengakui Bulog mengalami masalah dari sisi hilir atau pendistribusiannya. Beras CBP yang dikelola Bulog selama ini harus melalui penugasan dari pemerintah untuk dapat keluar dari gudang.
Sementara itu, CPB merupakan beras yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam keadaan kekurangan pangan, gejolak harga, keadaan darurat akibat bencana, dan kerawanan pangan.
Bila tidak maksimal disalurkan, Buwas mengatakan perusahaan akan terbebani bunga utang. “Ini akan berdampak ke kerugian Bulog dan turun mutunya beras. Jadi yang paling penting bagaimana setelah menyerap itu, kepentingan penyalurannya apa,” tutur dia.
Baca: Buwas: Bulog Buka Kemungkinan Ekspor Beras ke Arab Saudi