TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan penurunan kualitas beras yang diimpor oleh perusahaan pada 2018 merupakan hal yang lumrah. Beras tersebut merupakan beras cadangan atau CBP yang diimpor sejak 2018.
“Beras turun mutu itu wajar karena namanya beras. Beras 3-4 bulan saja ada yang sudah turun mutu,” ujar Buwas dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Senin, 29 Maret 2021.
Baca Juga:
Bulog mencatat stok beras impor di gudang yang berpotensi mengalami penurunan mutu berjumlah 106 ribu ton. Beras ini merupakan bagian dari sisa 300 ribu ton beras impor yang didatangkan ke Indonesia sejak tiga tahun lalu.
Buwas menyebut beras tersebut saat ini disimpan di gudang Bulog dengan perawatan yang baik. Meski kualitasnya tak sama seperti waktu pertama kali masuk ke Indonesia, Buwas menekankan beras tersebut tak mesti dimusnahkan.
“Harus ada persetujuan pemerintah akan digunakan untuk apa. Jadi keputusannya di tangan pemerintah apakah akan dibuat terigu atau akan dibuat apa,” ujar Buwas. Buwas berencana membahas nasib beras turun mutu dalam rapat koordinasi terbatas antar-menteri yang bakal berlangsung dalam waktu dekat.
Hingga Maret 2021, Bulog mencatat masih memiliki sisa beras cadangan 2018-2019 sebanyak 850 ribu ton. Sisa itu termasuk 300 ribu ton yang pengadaannya dilakukan melalui impor dan 106 ribu ton yang mengalami penurunan mutu.
Sementara itu hingga 28 Maret 2021, Bulog telah menyerap beras petani sebesar 200 ribu ton. Dengan demikan cadangan beras di gudang Bulog saat ini sebanyak 1 juta ton. Buwas memastikan angka ini telah memenuhi batas minimal stok beras di gudang perusahaannya.
BACA: Budi Waseso Tampik Bulog Tak Mampu Serap Beras: Jangan Jumping Conclusion
FRANCISCA CHRISTY ROSANA