TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Aliemoeso menilai kebijakan impor beras belum diperlukan tahun ini. Sebab, musim tanam padi tahun ini lebih cepat yang membuat surplus beras sudah tercapai sejak Februari 2021.
"Kita sudah surplus 1,5 juta ton (per Februari 2021)," kata eks Direktur Utama Perum Bulog 2009-2014 ini dalam diskusi di Jakarta, Jumat, 26 Maret 2021.
Selain itu, kata Sutarto, puncak panen akan berlangsung dari Maret sampai April 2021. Sementara tahun lalu, puncak panen baru terjadi pada Mei 2021. "Jadi ini situasi yang berbeda," kata dia.
Sebelumnya pada 5 Maret 2021, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras. Rencana impor tersebut memicu penolakan. Setelah kadung heboh, Presiden Joko Widodo kemarin memastikan tidak ada impor sampai Juni 2021.
Sutarto menambahkan, musim tanam padi yang lebih cepat ini juga membuat periode tanam kedua pada pertengahan 2021 akan lebih baik. "Sebab hujannya (musim hujan) belum habis, air juga masih ada, jadi kekeringan bisa dihindari," kata dia.
Sehingga, dia optimistis produksi padi tahun ini akan lebih baik dari tahun 2020. Akan tetapi, kata dia, kondisi ini adalah perkiraan normal, jika tidak terjadi kondisi El Nino secara mendadak.