TEMPO.CO, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani secara tegas menolak beras impor masuk ke Banyuwangi. Ia mengatakan beras di Banyuwangi sering surplus dan bahkan dikirim ke dearah-dearah lain.
"Banyuwangi tidak perlu impor beras. Di sini selalu surplus," ucap Ipuk seperti dikutip Tempo dari laman resmi Pemkab Banyuwangi, Jumat 26 Maret 2021.
Ipuk Fiestiandani mengatakan Banyuwangi tak perlu beras impor karena daerahnya justru kerap menjadi penyuplai beras ke sejumlah daerah lain.
Ia mengatakan dirinya sudah rapat dengan dinas terkait untuk menghitung neraca beras. Dan dari neraca beras itu, kata Ipuk Fiestiandani, Banyuwangi tak perlu pasokan beras impor.
Ipuk yang merupakan istri dari mantan Bupati Banyuwangi sebelumnya Abdullah Azwar Anas mengatakan impor beras hanya akan merusak harga gabah di tingkat petani. Beras impor akan menekan keberadaan beras Banyuwangi.
Berdasar riset yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, konsumsi beras per kapita warga Banyuwangi sekitar 94,47 kilogram per orang per tahun. Bila tahun 2021 ini target produksi sekitar 491.000 ton beras, lalu tingkat konsumsi sekitar 165.000 ton, maka ada surplus 325.000 ton beras. "Dengan surplus yang besar, tentu tidak perlu beras impor masuk Banyuwangi,” ujar Ipuk.
Guna meningkatkan nilai beras Banyuwangi, kata Ipuk Pemkab Banyuwangi memberikan bantuan pupuk secara merata ke seluruh kabupaten dan desa di Banyuwangi guna mendorong produksi padi organik.
Diketahui pada 2020 Dinas Pertanian dan Pangan mencatat, Banyuwangi menghasilkann 788.971 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 495.079 ton beras. Dengan tingkat konsumsi beras sebesar 165.411 ton. Sehingga pada 2020 terdapat surplus 329.668 ton beras.
Adapun pada perioden Januari-Maret 2021, Dinas Pertanian dan Pangan mencatat, produkasi GKG Banyuwangi sebesar 158.892 ton atau setara 99.705 ton beras dengan tingkat konsumsi sebesar 41.415 ton, sehingga terdapat surplus 58.290 ton beras.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: Berkunjung ke Hutan Lord of The Rings Banyuwangi, Puan: Jaga Pohon Indonesia