TEMPO.CO, Jakarta - Vice President/COO Hyundai Motor Asia Pacific HeadQuarter Lee Kang Hyun mengatakan investasi US$ 1,55 miliar pada pabrik di Indonesia, bukan hanya untuk pembangunan mobil listrik (electric vehicle) saja.
"Jadi memang Hyundai sebenarnya membangun pabrik ini untuk produksi ICE (internal combustion engine), tapi pabrik ini bisa diproduksi secara paralel ICE maupun mobil listrik," kata Lee Kang Hyun dalam diskusi virtual, Kami, 25 Maret 2021.
Dia melihat sekarang di Indonesia market size untuk mobil listrik sekitar 1.000 sampai 3.000 unit. Sedangkan Di Asia Tenggara 3.000 sampai 5.000 unit. "Jadi gimana mungkin US$ 1,55 miliar itu hanya untuk membuat mobil saja, tidak mungkin," ujarnya.
Baca Juga: Krisis Semikonduktor Ancam Produksi Mobil Hyundai
Menurutnya, dalam waktu dekat Hyundai akan memproduksi ICE dan mobil listrik sesuai market share yang ada.
Dia juga menuturkan sebenarnya pertumbuhan EV di dunia, cepat dan tinggi khususnya Amerika Serikat Eropa, Cina, dan India. Padahal awalnya negara-negara itu mendukung hybrid car, lalu selanjutnya mobil listrik. Bahkan belakangan ini mereka mendukung hidrogen.
"Tapi tidak sampai lima tahun lalu mereka memutuskan dukungan untuk hybrid. Mereka fokus mobil listrik saja. Karena kalau paralel market size mobil listrik tidak bisa berkembang cepat," ujar Lee.
Adapun Hyundai menggelontorkan dana US$ 1,55 miliar untuk membangun pabrik Kawasan GIIC Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.