Di sisi lain, Chatib justru menyoroti defisit anggaran yang tahun 2020 lalu tidak bisa mencapai target. Mulanya, kata dia, defisit APBN direncanakan 6,3 persen, namun realisasinya hanya 6 persen.
"Uangnya sudah ditarik tidak bisa dibelanjakan. Masalah kita justru menurut saya adalah dari sisi spending. Kita bisa kejar enggak," kata Chatib.
Pada tahun ini pun, Chatib memperkirakan defisit APBN kembali lebih rendah dari target 5,7 persen. Mengingat, belakangan ini harga batubara dan minyak sawit mentah meningkat dan berimbas kepada penerimaan pajak.
"Menurut saya, tema untuk kebijakan fiskal di seluruh dunia adalah do whatever it takes. Amerika punya defisit 15 persen, Singapura dan Australia lebih dari 10 persen, ini saya justru melihat Indonesia tidak perlu khawatir dengan defisit saat ini karena kita perlu untuk mendorong ekonomi," ujar Chatib Basri.
Baca: Chatib Basri soal Zombie Company: Mal Dibuka tapi Pengunjung di Bawah 50 Persen