Setelah tiga fase keemasan industri tersebut terlewat, Bahlil mengatakan kesempatan emas yang ada saat ini adalah industri nikel. Dia menjelaskan nikel merupakan komponen utama atau bahan baku bagi baterai mobil listrik yang biayanya bisa mencapai 40 persen dari keseluruhan bagian kendaraan. Saat ini, sekitar 25 persen cadangan nikel di dunia ada di Indonesia dan berpotensi dikembangkan.
Bahlil menyebut sejumlah perusahaan asing telah tertarik menanamkan modal untuk membangun industri nikel di dalam negeri, seperti LG Energy Solution, China's Contemporary Amperex Technology (CATL), Tesla, dan BASF. LG misalnya, telah memiliki komitmen investasi senilai US$ 9,8 miliar dan CATL senilai US$ 5,2 miliar.
Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia pada 2035 digadang-gadang dapat memproduksi 4 juta mobil listrik dan 10 juta motor listrik. “Kita dukung pembangunan sumber daya alam untuk dikelola sampai hilirisasi,” ujar Ketua BKPM tersebut.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Bidik Ekonomi 2021 Tumbuh 5 Persen, Jokowi Tiap Hari Telpon Bahlil Lahadalia