TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi pusat budidaya lobster. Ia ingin pusat budidaya ini memiliki kualitas kelas dunia dan jadi rujukan negara lain.
"Semangatnya harus begitu," kata Trenggono dalam keterangan resmi usai berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Teluk Awang, Lombok Tengah pada Rabu, 24 Maret 2021.
Di Teluk Awang, Trenggono mendatangi penangkap benur dan pembudidaya lobster. Ia juga meninjau keramba jaring apung milik masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan perikanan, menggunakan kapal nelayan.
Untuk mendukung produktivitas budidaya lobster dalam negeri, kata Trenggono, maka proses birokrasi perizinan budidaya akan dipermudah. Selain itu, KKP juga akan memberi bantuan sarana dan prasana, pendampingan bagi para pembudidaya, hingga menyiapkan pasar.
Bisnis budidaya lobster ini sebelumnya pernah jadi sorotan mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti pada 28 Februari 2021. Awalnya, Susi mengatakan ekspor perdagangan ikan sidat yang hampir terancam punah.
Baca Juga:
Cuitan tersebut berisi percakapan mengenai budi daya ikan sidat jenis Glass Eel dan Spionny rock lobster yang sekarang sudah hampir punah dan kini masuk dalam CITES apendix 2 dan semestinya wajib di lindungi dan jika hendak di ambil hanya untuk konsumsi saja.
Dalam cuitan tersebut, Susi pun meminta kepada KKP agar budi daya tidak menjadi kamuflase untuk pengambilan lobster. “Pak MenKP ini obrolan saya beberapa waktu lalu dengan kawan-kawan mohon jadi acuan” ungkap Susi Pudjiastuti dalam akun twitternya
@susipudjiastuti.
BACA: KKP Tangkap Empat Kapal Cantrang di Selat Makassar
FAJAR PEBRIANTO