Pada 6 Maret 2021 lalu, Dorsey, yang merupakan penggemar Bitcoin, mencuitkan tautan ke situs web tempat NFT terdaftar untuk dijual. Dia kemudian mengatakan dalam tweet lain pada 9 Maret bahwa dia akan mengubah hasil lelang menjadi Bitcoin dan menyumbangkannya kepada orang-orang yang terkena dampak Covid-19 di Afrika.
Dari hasil penjualan cuitan tersebut, Dorsey menerima 95 persen dan Cent menerima 5 persen. CEO Cent Cameron Hejazi mengatakan bahwa platformnya memungkinkan orang untuk menunjukkan dukungan untuk tweet yang melampaui opsi saat ini untuk menyukai, berkomentar, dan me-retweet.
Hejazi menyatakan, aset tersebut bisa naik nilainya dan bisa juga turun. Meski begitu, ia meyakinkan bahwa yang akan tetap ada adalah buku besar dan riwayat 'Saya membeli ini dari Anda pada saat ini'. "Hal itu yang akan terjadi pada pembeli, penjual dan ingatan penonton publik, "kata Hejazi, dilansir dari The Star.
NFT belakangan booming setelah munculnya kasus plagiarisme seniman kripto Twisted Vacancy atas karya milik Kendra Ahimsa atau yang lebih dikenal dengan moniker Ardneks. Dulunya, NFT merupakan bagian yang tidak jelas dari teknologi blockchain, tapi kini NFT berkembang pesat dalam beberapa bulan terakhir berkat hampir semua sudut dunia seni, hiburan, dan media.
Dikutip NBC News, Selasa, 16 Maret 2021, NBA menggunakan NFT untuk menjual video sorotan. Seniman menggunakannya untuk menjual karya digital. Musisi menggunakannya untuk mempertahankan royalti. Bahkan CEO Twitter Jack Dorsey menggunakannya untuk menjual tweet.
BISNIS
Baca: Elon Musk Tanggapi Kritik Bernie Sanders Soal Kekayaannya