TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima kunjungan Bupati Kabupaten Biak Numfor Herry Ario Naap. Dalam pertemuan itu, Herry berujar bahwa daerahnya siap menerima investasi.
Ia mengklaim penolakan terhadap investasi yang beredar belakangan bukan berasal dari masyarakat asli Biak. “Saya sampaikan, Pak Menko, ini juga ada ketua DPRD, ada juga tokoh adat Biak yang sudah kami datangkan. Kami siap untuk menerima dan menyetujui kehadiran investasi di Biak, Pak. Itu orang-orang yang komplain (soal investasi) bukan tinggal di Biak,” ujar Herry dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Maret 2021.
Sejumlah investasi rencananya akan masuk ke Biak dalam waktu dekat. Di bidang perikanan, Pemerintah Biak telah meneken nota kesepahaman dengan beberapa pihak, seperti PT Lautan Pasifik Indonesia. Herry menyampaikan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, daerahnya memang membutuhkan dukungan investor di bidang perikanan.
Menanggapi itu, Luhut mengatakan akan mendukung Kabupaten Biak untuk menjadi sentra pangan dengan komoditas utama ikan. Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Biak diharapkan bisa memicu kemajuan perekonomian, apalagi potensi komoditas di daerah itu besar.
“Biak Numfor ini potensinya besar dan posisinya sangat strategis, jadi nanti fasilitas pendukung untuk memungkinkan ekspor langsung seperti kargo itu akan segera kita siapkan sehingga ke depan ekspor ikan segar bisa langsung dikirim ke Hawaii, Jepang, atau Hongkong,” kata Luhut.
Menurut Luhut, produksi perikanan terus meningkat sejak SPKT Biak dibangun pada 2017. Namun, SKPT tersebut belum berhasil melaksanakan kegiatan ekspor produk perikanan secara langsung.
Untuk mengatasi masalah itu, Luhut menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan akan menyiapkan infrastruktur pendukung, seperti kargo bandara dan pelabuhan.
Baca: Soal Kabel Bawah Laut, Luhut: Kita Harus Bangga Indonesia Tertib, Bukan Semrawut