TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian meminta bea masuk anti-dumping atau BMAD untuk impor produk baja cold roller coil (CRC) dikaji ulang. Kementerian memandang BMAD untuk impor produk tersebut belum diperlukan lantaran kebutuhan di sektor industri lanjutan, terutama sektor konstruksi dan otomotif, masih berbasis pada bahan baku CRC.
“Produk turunan CRC itu dibutuhkan di banyak sektor, seperti otomotif, elektronik, ada juga industri kecil. Jangan sampai kami bebankan perlindungan tarif yang cukup besar pada bahan baku supaya industri hilir bisa berkembang,” ujar Kepala Sub Direktorat Logam Kementerian Perindustrian Rizky Aditya Wijaya saat dihubungi Tempo pada Senin, 22 Maret 2021.
Kementerian, tutur Rizky, melihat pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus menjamin ketersediaan bahan baku atau bahan penolong dari dalam dan luar negeri untuk perusahaan industri. Kementerian Perindustrian pun telah mengirimkan surat pertimbangan atas perpanjangan pengenaan BMAD impor produk baja CRC kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perdagangan.
Surat bernomor R/17/M-IND/IND/III/2021 dikirimkan pada 9 Maret 2021 dan ditandatangani langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. Melalui surat tersebut, Kementerian menyampaikan pemerintah telah mengenakan BMAD atas impor CRC asal Jepang, Cina, Taiwan, dan Vietnam selama tiga tahun pada 2013 hingga 2016.