TEMPO.CO, Jakarta - Pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China memutuskan untuk merombak susunan dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada Selasa, 16 Maret 2021.
Dua sumber Tempo yang mengetahui ihwal rapat umum pemegang saham tersebut membenarkan bahwa perombakan bertujuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan proyek kereta berkecepatan 350 kilometer per jam itu.
Ditemui di tempat terpisah, kedua sumber membenarkan proyek itu dibebani biaya yang membengkak alias cost overrun, jauh melebihi rencana awalnya. Bila merujuk pernyataan pemerintah dan PT KCIC pada Agustus 2019, investasi kereta yang bisa memangkas jarak tempuh kedua kota dari 3 jam menjadi 45 menit itu itu mencapai US$ 6 miliar atau sekitar Rp 85 triliun.
“Jadi perubahan struktur manajemen itu sudah disesuaikan dengan kebutuhan proyek kereta cepat ke depannya,” kata salah satu sumber tersebut, Ahad, 21 Maret 2021.
Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia, Aditya Dwi Laksana, sempat memperkirakan biaya investasi kereta kencang Jakarta – Bandung akan terus naik karena karena banyaknya masalah yang merundung proyek tersebut. Banjir yang melanda beberapa lokasi di sepanjang jalur proyek, kata dia, membuat perusahaan harus menata ulang sistem drainase.
Pembengkakan biaya pun disebabkan insiden kerja yang berakibat pada penundaan proyek. Aditya mencontohkan terbakarnya pipa distribusi bahan bakar PT Pertamina (Persero) di Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Oktober 2019, karena beradu dengan pengerjaan jalur kereta tersebut.