TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berpotensi berbalik melemah pada perdagangan Senin, 22 Maret 2021.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan IHSG berpeluang melemah seiring dengan kombinasi kejatuhan indeks DJIA yang terjadi selama dua hari berturut-turut dan penurunan harga komoditas. Indeks DJIA telah turun 1,17 persen atau setara 397,37 poin dalam dua hari perdagangan terakhir, sedangkan pada penutupan terakhir indeks DJIA terkoreksi sebesar 0,71 persen.
Sementara itu, sejumlah harga komoditas kembali melemah, seperti harga CPO yang sudah turun terendah selama 2 minggu terakhir, di mana selama seminggu terakhir harga CPO turun sekitar 9,7 persen.
Tidak hanya itu, harga timah global juga turun sebesar 2,03 persen. “Perkiraan kejatuhan IHSG juga seiring perkiraan kejatuhan Bursa Asia Senin ini menyusul indeks futures Bursa Hongkong HSI turun 1,14 persen, Nikkei melemah 0,22 persen dan Kospi turun 1,49 persen di tengah gerak-gerik yield obligasi AS tenor 10 tahun yang saat ini berada di level 1,7320 persen dan ada perkiraan berpeluang naik hingga 2,4 persen ke depannya,” ujar Edwin seperti dikutip dari publikasi riset hariannya, Senin, 22 Maret 2021.
Dia memperkirakan IHSG bergerak di kisaran 6.311 - 6.405 pada perdagangan hari ini.
Pada penutupan perdagangan 19 Maret 2021, IHSG parkir di level 6.356,16 setelah berbalik menguat 0,13 persen di akhir sesi. Adapun, jika dibandingkan pekan sebelumnya, indeks komposit terkoreksi tipis 0,03 persen secara mingguan. Sepanjang pekan lalu IHSG bergerak pada rentang 6.277,22 - 6.356,16.