Pesawat CN235 telah diproduksi untuk memenuhi permintaan ekspor dari sejumlah negara. Beberapa negara itu mulai dari Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal, dan Brunei Darussalam.
Pesawat CN235 dengan konfigurasi Multi Purpose Aircraft memiliki keunggulan dapat lepas landas dengan jarak pendek pada landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang 8 jam, mengusung sistem avionik glass cockpit, autopilot, serta memiliki winglet di ujung sayap yang membuat pesawat terbang lebih stabil dan irit bahan bakar.
Sementara pesawat CN235 - 220 versi Maritime Patrol Aircraft sendiri dilengkapi Tactical Console (TACCO), 360 degree Search Radar untuk deteksi target kecil sampai 200 NM (Nautical Mile), serta mengusung Automatic Identification System (AIS), untuk pelacakan otomatis identifikasi kapal.
Pesawat tersebut juga mengusung Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk deteksi dan klasifikasi target, sekaligus merekam situasi di sekitar areal wilayah terbang untuk evaluasi misi pada kondisi siang maupun malam hari.
Hingga saat ini PTDI telah memproduksi 69 unit pesawat CN235 berbagai varian untuk penggunaan dalam dan luar negeri. Populasi pesawat NC235 saat ini menembus 286 unit. PTDI saat ini menjadi satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang yang memproduksi pesawat CN235.
Baca: PT Dirgantara Indonesia Kirim Pesawat CN235 - 220 ke Nepal