TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima audiensi dari para insan perfilman pada hari Jumat, 19 Maret 2021. Salah satu yang disampaikan oleh para pelaku perfilman itu adalah usulan stimulus pengalokasian dana pemulihan ekonomi nasional untuk mendukung industri perfilman Indonesia.
Pasalnya, menurut mereka, pada tahun 2016 saja terdapat 2.418 jumlah usaha yang bergerak di sub-sektor film, animasi dan video, dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2019 diproyeksikan lebih dari 50.000 orang.
Atas masukan itu, Airlangga pun menyatakan telah membaca usulan-usulan tersebut. Ia berharap bisa mendapat data-data yang lebih rinci sebelum mengambil kebijakan.
“Dari audiensi ini saya berharap bisa mendapatkan data-data yang konkret dan akuntabel sehingga bisa mendukung Pemerintah dalam mengambil keputusan, khususnya kebijakan mendukung pemulihan di sektor perfilman,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Maret 2021.
Sejumlah insan perfilman yang hadir antara lain Triawan Munaf, Mira Lesmana, Dian Sastro, Wicky Olindo, Joko Anwar, Dewinta Hutagaol, Sunil Samtani, Chand Parwez dan Angga Dwimas Sasongko. Juga beberapa asosiasi yang terkait dengan industri perfilman yang hadir secara daring.
Joko Anwar berbicara saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan dengan para insan perfilman di Loka Kretagama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Jumat, 19 Maret 2021. Sejumlah insan perfilman yang hadir antara lain Triawan Munaf, Mira Lesmana, Dian Sastro, Wicky Olindo, Joko Anwar, Dewinta Hutagaol, Sunil Samtani, Chand Parwez dan Angga Dwimas Sasongko. FOTO/Kemenko Perekonomian
Topik lain yang diperbincangkan dalam pertemuan tersebut adalah mengenai bioskop. Para pelaku perfilman yang hadir menyampaikan bahwa 90 persen pemasukan industri perfilman berasal dari bioskop yang merupakan hilir dari industri ini. Mereka menerangkan bahwa pemutaran film melalui digital platform atau streaming belum bisa memenuhi kebutuhan produksi film.
Ramainya bioskop, menurut mereka, memiliki efek sampai ke pekerja film sehingga kampanye menonton film di bioskop perlu digaungkan. Menanggapi hal tersebut, Airlangga mengatakan bahwa bioskop sudah dapat dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, tetapi antusiasme masyarakat untuk kembali menonton di bioskop memang belum pulih seperti dulu.