Sebagian modal kerja yang diperoleh PT DI pada pembiayaan ekspor pesawat CN235-220 MPA untuk Angkatan Udara Senegal berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank melalui skema pendanaan National Interest Account (NIA). Skema NIA tersebut merupakan penugasan khusus dari Kementerian Keuangan.
“Ferry Flight pesawat CN235-220 MPA ke Senegal hari ini merupakan lanjutan dukungan kami terhadap PTDI setelah sebelumnya pesawat dengan jenis yang sama diekspor ke Nepal. Ekspor pesawat udara oleh PTDI didukung dengan pembiayaan skema NIA dengan total keseluruhan sebesar Rp 354 Miliar melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 512/KMK.08/2018,” kata Direktur Eksekutif LPEI/Indonesia Eximbank, D James Rompas, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 19 Maret 2021.
Pembiayaan dengan skema NIA tersebut diberikan dengan mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja hingga lebih dari 4 ribu orang, peningkatan daya saing ekspor, serta perluasan tujuan negara ekspor.
Pemerintah misalnya, saat ini tengah mendorong perluasan ekspor menuju negara-negara non tradisional, kendati memiliki sejumlah risiko khusus yang umumnya kerap dihindari pelaku industri maupun perbankan nasional. Skema pembiayaan NIA sengaja disediakan sebagai stimulus bagi industri nasional untuk membuka peluang ekspor menuju negara-negara non tradisional.
“Kami berharap dukungan ini dapat meningkatkan daya saing ekspor, khususnya di industri strategis,” kata Rompas.
Kontrak pengadaan 1 unit pesawat CN235-220 MPA, dengan nomor kontrak PTD/0005/UT0000/08/2017, ditandatangani pada 8 Agustus 201. Kontrak pengadaan tersebut diteken antara PTDI dengan AD Trade Belgium Company dengan pengguna akhir Senegal Air Force. Salah satu butir kontrak tersebut, berupa kesediaan PT DI memberikan garansi 600 flight hours sejak tanggal penerbitan Certificate of Final Acceptance, yang akan diberikan setelah pesawat tiba di Senegal.