TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan alasan tarif layanan tes GeNose di stasiun naik menjadi Rp 30 ribu. Sebelumnya, tarif tersebut ditetapkan sebesar Rp 20 ribu.
“Waktu soft launching kan Rp 20 ribu. Tapi ada hitung-hitungan, ini untuk memberikan keberlangsungan, kami terus lakukan penyesuaian jadi Rp 30 ribu,” kata Didiek saat ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Maret 2021.
Kebijakan kenaikan harga ditetapkan berdasarkan evaluasi setelah GeNose digunakan di stasiun selama lebih-kurang satu bulan. Bersamaan dengan keputusan tersebut, PT KAI menambah titik layanan tes GeNose di sembilan stasiun.
Sembilan stasiun tambahan ini meliputi Stasiun Bekasi, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Tegal, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Semarang Poncol, Stasiun Jombang, dan Stasiun Sidoarjo. Dengan perluasan jangkauan layanan, total stasiun yang melayani tes GeNose menjadi 23 stasiun.
KAI bekerja sama dengan Farmalab, anak perusahaan Indofarma, dan PT Rajawali Nusindo, sebagai penyedia alat tes kesehatan. “Prinsipnya kami buka kesempatan (kerja sama) agar tidak hanya dengan satu (perusahaan),” tutur Didiek.
GeNose adalah alat tes kesehatan Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada. Berbeda metode dengan swab PCR dan rapid test Antigen, sampel GeNose diambil dari embusan napas.
Untuk dapat melakukan pemeriksaan GeNose di stasiun, calon penumpang harus memiliki tiket atau kode booking kereta jarak jauh yang sudah lunas. Sebelum tes, penumpang tidak boleh merokok, makan, dan minum (kecuali air putih) selama 30 menit.