TEMPO.CO, Jakarta – Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 akan mencapai 4,9 persen. Prediksi ini naik dari ramalan sebelumnya yang hanya 4 persen.
“Faktor penting pendorongnya adalah kebangkitan perdagangan global yang akan membantu kinerja ekspor dan konsumsi Indonesia meningkat seiring normalnya kegiatan penjualan tradisional,” ujar Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria dalam konferensi pers yang ditayangkan secara virtual, Kamis, 18 Maret 2021.
Kinerja perekonomian diproyeksikan bakal kembali meningkat pada 2022. Bila sebelumnya OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berkisar 5,1 persen; kini ramalan itu naik menjadi 5,4 persen.
OECD mencatat Indonesia menghadapi tantangan berat sejak krisis moneter terjadi pada 1998. Meski pelemahan perekonomian di Indonesia sedikit lebih baik ketimbang negara-negara anggota G-20 lainnya, selisih pertumbuhan ekonomi pada 2020 jika dibandingkan dengan 2019 sangat besar.
Sepanjang tahun lalu, PDB Indonesia turun 2,1 persen. Dampak akibat krisis pun dirasakan kelompok rentan, terutama pekerja di sektor informal.
Di daerah kecil, sekitar 90 ribu anak dimungkinkan putus sekolah karena krisis Covid-19. Sedangkan sejak empat bulan pertama sekolah ditutup dan pemerintah memberlakukan pembelajaran jarak jauh, skor PISA Indonesia dimungkinkan mengalami penurunan sebanyak 11 poin.