TEMPO.CO, Jakarta - Sampai hari Minggu, 14 Maret 2021, sebanyak 11.542 perusahaan yang terdaftar ikut program vaksin Gotong Royong. Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani menyebut pendaftarnya ternyata tidak hanya perusahaan besar dan menengah, tapi banyak UMKM juga yang ikut.
"Saya juga cukup surprised," kata Rosan dalam rapat bersama Komisi Kesehatan DPR di Jakarta, Senin, 15 Maret 2021.
Baca Juga: Bio Farma: 806 Faskes Akan Layani Vaksin Gotong Royong
Sebab, UMKM ini hanya memiliki 5 sampai 10 orang karyawan saja. Tapi mereka bersedia menanggung biaya vaksin untuk para karyawan mereka tersebut. "Ini satu hal yang cukup positif," kata Rosan.
Saat ini pemerintah menargetkan vaksinasi untuk 181 juta penduduk. Sampai 14 Maret 2021, baru 4 juta orang saja yang sudah mendapat vaksin suntikan pertama. Lalu, 1,4 juta vaksin suntikan kedua.
Untuk mempercepat vaksinasi ini, maka dirancanglah vaksin gotong royong yang biayanya ditanggung perusahaan. Menurut Honesti, jumlah dosis vaksin akan diberikan sesuai kebutuhan masing-masing perusahaan.
Awalnya, kata Ketua Kadin Rosan Roeslani, hanya ada 9.176 perusahaan yang mendaftar di pendaftaran tahap pertama (28 Januari sampai 28 Februari 2021). Tapi kemudian, pendaftaran dibuka lagi pada 10 sampai 14 Maret 2021. Sehingga, terkumpullah 11.542 perusahaan dengan target 7,4 juta lebih karyawan.
Sementara itu, PT Bio Farma (persero) juga sedang membantu pelaksanaan vaksin Gotong Royong ini. Mereka sudah mendata 806 fasilitas kesehatan untuk penyuntikan serta akan membeli 15 juta vaksin Sinovac dari Cina dan 5,2 juta vaksin Moderna dari Amerika Serikat.