TEMPO.CO, Jakarta - Holding BUMN PT Bio Farma (persero) tengah mempersiapkan program vaksin gotong royong, yang akan disuntikkan ke karyawan perusahaan secara gratis. Program ini akan menggunakan skema yang berbeda dengan vaksinasi massal yang sedang dijalankan pemerintah saat ini.
Saat ini, Bio Farma sudah mendata sebanyak 806 fasilitas layanan kesehatan yang akan melayani vaksin gotong royong ini. Sebanyak 65 milik jaringan Bio Farma, 504 BUMN, dan 237 swasta.
"Tentunya angka ini masih berubah tergantung dari kecepatan kami melakukan klarifikasi kesiapan mereka," kata Direktur Utama Honesti Basyir dalam rapat bersama Komisi Kesehatan DPR di Jakarta, Senin, 15 Maret 2021.
Baca Juga: Selain Bio Farma, BPOM Ungkap 3 Perusahaan Siap Produksi Vaksin Covid-19
Honesti menargetkan rata-rata kecepatan vaksinasi di 806 faskes ini mencapai 75-100 per hari. Jika itu tercapai, maka 2-3 juta vaksinasi per bulan. "Ini yang akan kami coba lakukan percepatan," kata dia.
Saat ini, pemerintah menargetkan vaksinasi untuk 181 juta penduduk. Sampai 14 Maret 2021, baru 4 juta orang saja yang sudah mendapat vaksin suntikan pertama. Lalu, 1,4 juta vaksin suntikan kedua.
Untuk mempercepat vaksinasi ini, maka dirancanglah vaksin gotong royong yang biayanya ditanggung perusahaan. Menurut Honesti, jumlah dosis vaksin akan diberikan sesuai kebutuhan masing-masing perusahaan.
Selanjutnya, ada dua jenis vaksin yang digunakan yaitu Sinopharm dari Cina dan Moderna dari Amerika Serikat dengan jumlah 20,2 juta dosis. Sementara vaksinasi massal program pemerintah menggunakan Sinovac dari Cina. "Harus berbeda dengan jenis vaksin program pemerintah," kata Honesti.
Untuk Sinopharm, pembeliannya akan diurus oleh PT Kimia Farma Tbk. Mereka akan mendatangkan 15 juta dosis mulai akhir Maret sampai akhir Juni 2021.
Selain itu, ada juga opsi pembelian tambahan 15 juta lagi. Sekarang, perusahaan sedang mengurusi izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Untuk Moderna, pembelian akan langsung diurus oleh Bio Farma. Mereka memesan 5,2 juta dosis. "Tapi kemungkinan baru bisa dikirim awal kuartal 3 (Juli 2021)," kata Honesti.