TEMPO.CO, Jakarta - Emiten pertambangan mineral, PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam, membukukan pertumbuhan laba bersih ciamik kendati pendapatan menurun pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham ANTM itu mencatatkan penjualan sebesar Rp 27,3 triliun pada 2020. Jumlah itu lebih rendah 16,3 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp 32,7 triliun.
Sejalan dengan itu, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 22,89 triliun dibandingkan dengan beban 2019 sebesar Rp 28,27 triliun.
Selain itu, ANTM berhasil menekan beban penjualan dan pemasaran menjadi hanya sebesar Rp 533,06 miliar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,4 triliun.
Emiten pelat merah itu juga mendapatkan keuntungan dari entitas asosiasi sebesar Rp 128,5 miliar, daripada tahun sebelumnya yang rugi Rp 88,09 miliar. Dari itu, ANTM berhasil membukukan pertumbuhan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,14 triliun, melejit 495 persen dari posisi laba 2019 yang hanya sebesar Rp 193,8 miliar.
Di sisi lain, ANTM mencatatkan total liabilitas sebesar Rp 12,69 triliun pada akhir 2020, naik tipis dari posisi akhir 2019 sebesar Rp 12,06 triliun. Total liabilitas itu terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp 7,55 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 5,13 triliun.