TEMPO.CO, Jakarta - Warga Cilacap yang bermukim di sekitar kawasan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU akan beraksi menolak kebijakan penghapusan limbah batu bara fly ash dan bottom ash (FABA) dari kategori B3 atau limbah berbahaya.
Hal tersebut disampaikan oleh Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. “Minggu depan mereka akan melakukan aksi penolakan di Cilacap karena mereka melihat dampak FABA, sangat dirasakan,” ujarnya dalam diskusi yang digelar secara virtual pada Ahad, 14 Maret 2021.
Menurut Fahmi, limbah FABA yang tidak diolah sesuai ketentuan telah mencemari lingkungan di sekitar permukiman warga. Limbah ini membuat air sumur serta udara terkontaminasi. Dari sisi kesehatan, warga menghadapi ancaman penyakit pernapasan.
Walhi Jawa Tengah mencatat sebanyak 15 anak-anak di Jawa Tengah yang tinggal dengan jarak 100 meter dari penampungan batu bara telah mengidap bronkitis. Pencemaran lingkungan karena limbah juga telah menimbulkan korban jiwa.
Sebelas tahun lalu, satu orang berumur 20 tahunan yang bermukim 100 meter dari kolam abu juga pernah ditemukan meninggal. Korban meninggal selanjutnya ditemukan pada 2019. Korban adalah warga berusia 39 tahun yang tinggal dengan jarak 200 meter dari penampungan batu bara.
Baca Juga: