Pengembangan kawasan desa wisata terintegrasi diyakini mampu menyerap tenaga kerja lantaran pengelola membutuhkan pemandu wisata dalam jumlah banyak. Namun, pemandu wisata harus menguasai berbagai bahasa, narasi, dan sejarah candi.
Karena itu, Sandiaga menyebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menggelar pelatihan yang bekerja sama dengan Kampus Merdeka serta perusahaan berbasis teknologi mulai Juli mendatang. "Kita berharap ada peningkatan kualitas SDM dan penyerapan tenaga kerja seluas-luasnya dan sebesar-besarnya," ujar dia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengungkapkan telah terjadi tekanan besar terhadap struktur Candi Borobudur akibat peningkatan jumlah pengunjung. Pada 2019, jumlah kunjunhan turis di Candi Borobudur tercatat lebih dari 3,3 juta orang. Angka ini setara dengan 8.000 orang per hari.
Padahal berdasarkan hasil studi Balai Konservasi Borobudur, idealnya Candi Borobudur hanya dikunjungi 128 orang per hari. Karena itu, pemerintah memutuskan menata ulang Candi Borobudur dengan fokus utama meningkatkan potensi wisata berkualitas.
“Berdasarkan rapat koordinasi sebelumnya, isu dan tindak lanjut yang menjadi perhatian adalah aksesibilitas dan konektivitas, amenitas, atraksi, dan fasilitas penunjang yang dapat meningkatkan nilai pariwisata di Borobudur,” kata Luhut.
Luhut meminta universitas di sekitar kawasan Candi Borobudur dilibatkan untuk melakukan studi terkait candi. Dengan begitu, timbul rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan kawasan wisata.
BACA: Sandiaga Uno Minta Pelaku Ekraf Desa Wisata Gabung E-Commerce
FRANCISCA CHRISTY ROSANA