"Tahun 2000 nyaris 200 kg tidak ada. Sekarang musim pun nyari 50 kg, nyari yang besar untuk makan pun, susah," kata Susi dalam acara Mata Najwa yang diunggah di akun resmi youtube Najwa Shihab pada Rabu, 23 Desember 2020.
Namun sebelum 2019, Susi tak tahu menahu ihwal bisnis benih lobster. Baru setelah menjadi menteri, ia mengetahui semua praktik tersebut.
Ternyata, lobster di Pangandaran hilang karena bibitnya telah diambil dan juga diekspor. Sehingga, Susi membuat larangan ekspor benih lobster. "I want to do something," kata dia.
Walau kemudian, kebijakan itu dibatalkan oleh penerusnya, Edhy Prabowo. Aktivitas ekspor benur ini pula yang kemudian membuat Edhy menyandang status tersangka dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Susi sadar tak lagi menjadi menteri. "Mau teriak pun tidak ada yang dengar, I don't have power," ujarnya.
Namun paling tidak, kata dia, ia membagikan logikanya atas kebijakan tersebut kepada publik. Ia mengingatkan bahwa lobster dan hasil laut lainnya, kecuali gas alam dan minyak bumi, adalah sumber daya yang bisa diperbarui.
Saat ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah menyetop sementara ekspor benur. Sementara itu, aturan mengenai itu tengah dievaluasi KKP.
Adapun cuitan Susi Pudjiastuti menanggapi foto Fahri Hamzah yang disampaikan pada sepuluh jam lalu telah menuai 43 komentar dari warganet. Cuitan itu juga sudah di-retweet hingga 60 kali dan disukai oleh 271 netizen.
CAESAR AKBAR | FAJAR PEBRIANTO
Baca: Susi Pudjiastuti: Pak Trenggono, Penangkapan Bibit Lobster Terjadi Setiap Malam