TEMPO.CO, Jakarta – Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Said Aqil Siradj memastikan kereta layang ringan atau LRT Jabodebek akan beroperasi pada Juli 2022. Menurut dia, KAI, PT Adhi Karya, PT Inka, dan PT LEN Industri bekerja sama untuk menggeber penyelesaian proyek.
“Kami terus bekerja keras agar seluruh proyek yang sedang berlangsung termasuk LRT Jabodebek selesai sesuai target yang telah ditentukan,” ujar Said seperti keterangan yang dikutip pada Jumat, 12 Maret 2021.
Said Aqil meninjau proyek LRT di Stasiun LRT Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur, pada Rabu, 10 Marer lalu. Ia menilai pengerjaan proyek ini berjalan dengan baik dan ia mengklaim tidak ada kekurangan.
Setelah beroperasi, ia meyakini angkutan kereta perkotaan mempunyai dampak ekonomi sangat signifikan bagi masyarakat. Selain itu, LRT Jabodebek akan mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
Said mengimbuhkan, di masa pandemi, KAI menerapkan protokol kesehatan di proyek-proyek perkeretaapian. Ia mengapresiasi kinerja KAI yang mempu bertahan di tengah kondisi pandemi yang memukul sektor transportasi.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan proyek LRT Jabodebek merupakan proyek strategis nasional. Didiek menyebut LRT Jabodebek merupakan proyek kerja sama sinergi BUMN yang dikoordinasikan oleh Satuan Kerja LRT Jabodebek di Kementerian Perhubungan.
“Harapannya proyek ini dapat selesai dengan tepat waktu dan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang ada di Jabodebek untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup dengan transportasi massal yang lebih baik dari waktu ke waktu,” ujar dia.
Per 5 Maret 2021, progres pembangunan fase 1 LRT Jabodebek telah mencapai 83,37 persen dengan rincian Lintas Pelayanan I Cawang-Cibubur sebesar 93,67 persen, Lintas Pelayanan II Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sebesar 82,44 persen, serta Lintas Pelayanan III Cawang-Bekasi Timur sebesar 76,94 persen. Fase 1 LRT Jabodebek ditargetkan untuk dapat dioperasikan di Juli 2022 dengan 18 stasiun pemberhentian. Adapun pengoperasiannya akan dilakukan secara otomatis tanpa masinis dengan sistem persinyalan CBTC grade of automation level 3.
Saat ini, KAI masih melakukan uji coba dinamis dengan menjalankan kereta LRT di jalurnya. Adapun sebagian kereta yang telah lulus uji selanjutnya akan dilakukan pengujian komunikasi dengan sistem persinyalan.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017, KAI ditugaskan untuk melakukan penyelenggaraan Sarana dan Prasarana LRT termasuk pendanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek. KAI nantinya juga akan memanfaatkan, mengelola, dan mengusahakan kawasan TOD (Transit Oriented Development) yang ada di sekitar jalur LRT Jabodebek.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA