TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I masih akan berkisar di level 0 persen. Namun, ia yakin perekonomian akan tumbuh di jalur positif 4-5 persen hingga akhir 2021 bila tak ada serangan krisis seperti pandemi Covid-19 lanjutan.
“Untuk 2021 dari semua yang kita amati, kita akan tumbuh 4-5 persen. Tapi itu kalau lihat kondisinya seperti saat ini. Kecuali ada Covid dari langit yang tak jelas lagi, ya enggak tahu lah,” ujar Luhut dalam rapat kerja nasional Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Selasa, 9 Maret 2021.
Luhut memperkirakan pemulihan ekonomi akan mulai terjadi pada kuartal II mendatang. Proyeksi ini mengacu pada pergerakan sektor transportasi, akomodasi, dan pergudangan yang sudah mulai menggeliat. Hingga kuartal IV 2020 lalu, sektor ini tercatat mengalami kontraksi paling dalam karena mandeknya aktivitas masyarakat.
Di sisi lain, Luhut optiiamistis perekonomian membaik karena pemerintah masih akan terus menggelontorkan dana pemulihan ekonomi nasional atau PEN yang pada 2021 dianggarkan hampir Rp 700 triliun. Melalui upaya penguatan instrumen pemulihan ekonomi, ia mengatakan pertumbuhan Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.
Dari sisi penanganan wabah, Indonesia terus berupaya melakukan inovasi untuk menekan penyebaran Covid-19. Ia lalu mencontohkan penemuan alat pemindai virus corona buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni GeNose, yang telah diterapkan di angkutan perkeretaapian.
Ia menyampaikan BBPT juga terus meningkatkan riset, termasuk yang berkaitan dengan virus corona. Sementara itu di saat yang sama, pemerintah mempercepat proses vaksinasi dan menggencarkan pengetesan spesimen.
“Kalau ada orang bilang testing menurun, itu tidak betul. Semua masih kita pelihara. Kami ini enggak mau membohongi rakyat,” kata Luhut.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca: Luhut ke Mendag Lutfi: Lu Jangan Mau Impor-impor, Tanya Gue Dulu