TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tanda-tanda pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19 mulai terlihat sejak Januari 2021. Kondisi tersebut mengacu pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah yang beranjak menguat.
“IHSG dan kurs rupiah dilihat dari pada Januari tahun lalu dan tahun ini sudah recover. Trennya (ekonomi) kita lihat dari chart-nya sudah V shape,” ujar Airlangga dalam acara Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana 2021 di Gedung Graha BPNB, Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
V shape menunjukkan kurva pemulihan ekonomi yang lebih cepat. Setelah mengalami pelemahan yang tajam, ekonomi akan bergerak pada posisi semula atau sebelum krisis terjadi.
Airlangga mengimbuhkan, dibandingkan sejumlah negara di Asia, Indonesia termasuk negara dengan dampak ekonomi dan kesehatan yang lebih kecil bila mengacu pada kontraksi ekonomi dan tingkat kematiannya. Airlangga mengklaim Indonesia hanya di bawah Cina, Taiwan, India, dan Singapura.
Kondisi itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai menguat pada kuartal II dan kuartal IV 2020. Bila pada kuartal II Indonesia mengalami kontraksi ekonomi cukup dalam hingga -5,32 persen, pada kuartal II perekonomian sudah beranjak ke arah lebih baik dengan pertumbuhan berturut-turut -3,49 persen pada kuartal II dan -2,19 persen pada kuartal IV.
Adapun menurut Airlangga, kurva pemulihan ekonomi di krisis pandemi Covid-19 yang menunjukkan kurva V shape berbeda dengan krisis moneter 1998. Krisis yang terjadi di 1998 menunjukkan kurva U dengan pemulihan yang lebih lama.
Bahkan, di beberapa negara, pola perekonomian akibat krisis moneter membentuk kurva L. “Alias tidak balik-balik,” kata Airlangga.
Airlangga berharap pemulihan ekonomi 2021 akibat pandemi bisa bergerak cepat sejalan dengan vaksinasi yang mulai berjalan. Vaksinasi diharapkan bisa membentuk kekebalan kelompok dengan sasaran 182 juta penduduk sampai akhir tahun.
Baca: Kritik Rencana Impor Beras, Ganjar Pranowo: Petani Butuh Perhatian