Pembuat mobil listrik itu akan membantu dengan produk dan standar keberlanjutan dan membeli nikel untuk produksi baterai, menurut sebuah perjanjian dengan pemerintah Kaledonia Baru.
Langkah itu dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang permintaan nikel, karena percepatan produksi kendaraan listrik dapat menyebabkan pasokan yang rendah.
"Nikel adalah perhatian terbesar kami untuk meningkatkan produksi sel lithium-ion," cuit Elon Musk pada 25 Februari 2021 lalu. Hal tersebut pula yang kian menguatkan cuitan sebelumnya bahwa nikel adalah tantangan terbesar untuk baterai jarak jauh volume tinggi.
Musk menjelaskan, produksi nikel di Australia, Kanada, dan Indonesia berjalan baik, tetapi di AS secara obyektif sangat timpang. Sementara itu, perusahaan nikel asal Cina Tsingshan Holding Group memutuskan mencari cara menurunkan kekhawatiran soal suplai untuk bahan baku baterai.
Bloomberg menyebutkan Tsingshan bakal mulai menyediakan nikel matte untuk produsen bahan baterai dan berencana untuk memperluas investasi nikel di Indonesia. Prospek pasokan tambahan ini membuat nikel mencatat kerugian dua hari terbesarnya dalam satu dekade pekan lalu.
Sebelumnya, SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan bahwa perseroan terus berupaya meningkatkan capaian produksi dan penjualan nikel pada 2021 seiring dengan tren kenaikan harga komoditas itu saat ini.
“Kami optimistis, kinerja komoditas bisnis nikel perseroan akan tetap optimal pada 2021 melalui evaluasi yang selektif dengan tetap mengedepankan skala prioritas dalam penyusunan rencana belanja modal,” ujar Kunto pada pertengahan Januari 2021 lalu. Antam juga akan terus mengoptimalkan kinerja operasi dengan pengelolaan biaya tunai produksi feronikel tetap di posisi rendah.
BISNIS
Baca: Pasca Kaesang Pangarep Cuit Saham ANTM, Antam Tegaskan Tak Pakai Influencer